Pagi ini, saya bangun tidur dengan satu pertanyaan besar dikepala saya, bagaimana sebagian orang dapat bertahan dalam suatu hubungan jarak jauh dan menjaganya agar tetap sehat. It’s truly a huge question for me. Karena saya pikir (dan juga rasakan) gimana sulitnya membangun hubungan dengan keterbatasan jarak dan waktu. Bukan, pertanyaan saya itu timbul bukan berdasarkan anggapan bahwa seseorang itu akan cenderung berbuat curang terhadap pasangan atau jadi lemah terhadap komitmennya sendiri saat sedang berjauhan. Hal itu memang ada benarnya juga sih dan terjadi pada sebagian orang (yang ga tahan godaan). Tapi menurut saya kalo masalah itu sih, lebih tergantung pada pribadi masing-masing yaa, lingkungan hanya merupakan faktor pendukung aja. Kalo memang dasarnya pecicilan, sukanya flirting, ga mesti nunggu berjauhan dari pasangan kok, deket aja udah bisa punya affair sama yang lain, iya ngga sih!?
Saya lebih mendasarkan pertanyaan itu pada kenyataan bahwa tiap orang merasakan kebutuhan untuk berdekatan pada pasangannya, pada orang yang disayang, dicinta, dipuja, pada orang yang bisa membuat kita selalu merasa melihat bintang ditengah malam dengan gumpalan awan hitam sekalipun. Belum lagi perasaan kangen. Duuh ampun deh kalo rasa yang satu itu udah nyerang. Yaa saya tau, tau, sekarang teknologi telekomunikasi canggih banget yang bisa membuat kita keep in touch sama setiap orang dengan lebih hidup. Tapi demi Tuhan, itu semua ga cukup, beneran deh, ga cukup. Paling cuma bisa memenuhi kebutuhan akan kedekatan dan get over rasa kangen itu sekitar 30% lah, kalo buat kasus saya mah. **blushing**
Makanya, saya salut banget sama pasangan-pasangan yang bisa terus bertahan dalam hubungan jarak jauh mereka dan menjaganya tetap sehat walafiat. Gimana sih caranya??
Comments