Skip to main content

Featured

JEDA

Suatu ketika telinga butuh jeda dari bising dunia, dari suara-suara tanpa nada dan kata yang kehilangan makna. Layaknya malam, yang sejenak sembunyi dari hiruk pikuk siang, terik yang menyengat.  Berhentilah bersuara, berteriak, memaki, mengeluh, menghakimi, agar tenang sekejap dan angin memanjakan telinga.  Dan dunia tidak harus selalu dihiasi oleh suara sumbangmu. Maka berhentilah berbicara, untuk mendengarkan dunia. 

Apa yang seharusnya dilakukan seorang perempuan ketika seorang lelaki tersenyum padanya? *panjang euy judulnya:D*

Menurut kamu apa?

Balik senyum sambil tertunduk malu? *cieee..*

Bilang, “nape mas senyum-senyum sendiri?” sambil melengos pergi.

Melirik tajam sambil bilang, “gile kali yee senyum-senyum sendiri”.

“Mas giginya ada cabenya tuu”, pasang tampang datar.

“Pede banget siy senyum-senyum gitu, situw pikir maniz ya?” dengan muka paling jutek.

“Kenapa mas? Ada yang aneh ama saya?” pandangan penuh curiga.

Ataaww…

Tersenyum balik dengan pandangan mata yang mengundang? Whuehehehe…

Pertanyaan kedua adalah, kenapa saya sampe nulis kek gini? Hehe..iya tadi pagi, pagi banget sekitar jam 5.10 pas di angkot, dari mulai saya membungkuk masuk ke angkot sampe duduk di pojokan, ada laki-laki yang ngeliatin saya sambil senyum. Saya siy berusaha untuk gak ngeliat ke arahnya, tapi lama-lama saya gak tahan juga ngeliat ke arahnya dan tersenyum sedikit sebelum kembali mengarahkan pandangan ke arah lain. Selagi tangan saya sibuk pasang earphone, indra keenam saya bilang si laki-laki masih terus memandangi saya. Dan saya, sekali lagi, tergoda untuk melihat ke arahnya. Ketika saya menatap untuk kedua kalinya itu lah, saya melihat bibirnya bergerak mengatakan sesuatu kepada saya dengan mata yang penuh senyum.

“Apa Mas?” dialog rohani dari earphone yang saya kenakan mengganggu pendengaran saya.

“Cakep,” Jawabnya sambil tetap senyum. Aiiih gelagapan saya, terlalu terus terang hehe… Gelap-gelap gini udah ada yang muji saya. Honestly, ini pengalaman pertama saya, di angkot, masih remang-remang ada yang bilang gitu tanpa tedeng aling-aling (atau justru karena masih remang-remang yaa hiks).

Selama 45 menit ke depan saya berusaha untuk gak nengok-nengok ke arahnya, juga berusaha untuk tetap terjaga, takut saya ketiduran dengan mulut menganga (apalagi sampe ileran hihi..).

Begitu turun dari angkot, dia berdiri di pinggir jalan sampe saya keluar angkot. But instead of asking my mobile number, or at least my name laah, he only said “ati-ati yaa.” Dan sekali lagi saya bilang “Apa Mas?” Salah satu dampak negatif ketika kita pake earplug adalah bisa membuat kita kelihatan seperti orang tuli yang bodoh.

“Ati-ati,” ulangnya, still with those big smiling eyes. Saya cuma tersenyum kecil dan mengangguk, dan buru-buru menyeberang jalan mengejar kopaja yang setengah penuh.

Note:

Bukan untuk berpaling dari Ridho, cuma bersikap ramah ^___^

Comments

Popular Posts