Sabtu malam, 7 February 2009, di satu sudut Old Town White Coffee, South of Bangsar, KL, saya sibuk mengaduk-aduk ice blended Old Town white coffee-hazelnut, sambil menatap laki-laki yang duduk di hadapan saya. Sejak kami tiba sekitar jam 10.45 pm, kami sibuk membicarakan proyek film animasi robotnya. Mmmm..sebenernya yang sibuk bicara dia, saya hanya mendengarkan saja sambil sesekali mengajukan pertanyaan-pertanyaan bodoh. Dia memang tergila-gila dengan animasi, terutama robot-robot dan superhero. Dan saya, sumpah, sama sekali buta dengan hal itu (sejujurnya, saya buta akan banyak hal).
Malam merambat pelan, bulan menyingkap kegelapan, pasangan-pasangan semakin mengeratkan genggaman tangan. Robot dan superhero telah meninggalkan kami berdua. Perlahan, kami tenggelam dalam kehidupan pribadi kami. Sebenarnya, kehidupan pibadi yang kami jalani tidak jauh berbeda, di luar perbedaan perangkat kelamin yang kami miliki. Kami sama-sama lajang di usia kepala tiga (ok ok, saya beberapa tahun lebih tua darinya). Tinggal dalam dunia kapitalis. Sibuk dengan mimpi yang masih harus dikejar. Sampai kapan dan di mana harus mengejar mimpi itu, kami tidak tahu. Buat saya pribadi, masih harus ditambah untuk belajar merasa secure dengan diri sendiri, dan mensyukuri apa yang saya miliki. Otherwise, saya hanya akan merasakan kosong dan plain di tengah kesendirian saya, persis seperti yang saya rasakan belakangan ini. [Being single is not that bad actually, begitu kata teman saya].
Comments