Skip to main content

Featured

JEDA

Suatu ketika telinga butuh jeda dari bising dunia, dari suara-suara tanpa nada dan kata yang kehilangan makna. Layaknya malam, yang sejenak sembunyi dari hiruk pikuk siang, terik yang menyengat.  Berhentilah bersuara, berteriak, memaki, mengeluh, menghakimi, agar tenang sekejap dan angin memanjakan telinga.  Dan dunia tidak harus selalu dihiasi oleh suara sumbangmu. Maka berhentilah berbicara, untuk mendengarkan dunia. 

Negeri Sejuta Senja

Di negeri sejuta senja, matahari tak pernah berhenti menyala, gagah dan garang. Bertengger tanpa lawan. Kita tak perlu menunggu, karena kehadirannya selalu tepat waktu. Di setiap pagi, setelah melewati sepertiga malam yang paling sunyi mematikan, semburat merahnya dipastikan akan datang. Ia menyaksikan cinta yang tumbuh utuh atau mendua, hubungan yang tangguh atau yang kemudian secara perlahan runtuh, atau pun dengan tiba-tiba. 

Di negeri sejuta senja, tidak ada batas mimpi. Namun mimpi juga bisa mati dalam genggaman, teronggok di tepi jalan atau di sudut kamar, seperti juga cinta yang bisa mati bahkan sebelum tumbuh. 

Tapi kita, kita hanya perlu percaya bahwa suatu saat keadaan akan membaik, mimpi bisa hidup lagi dan terbang tinggi, karena memang ia tidak berbatas. Begitu juga cinta, dia akan datang tanpa suara, seperti berasal dari ruang hampa. Sungguh kita hanya perlu percaya, karena di negeri sejuta senja, senja tidak pernah kehilangan jingganya, matahari selalu bertengger gagah dan garang. Menyala. 

Comments

Popular Posts