Skip to main content

Featured

JEDA

Suatu ketika telinga butuh jeda dari bising dunia, dari suara-suara tanpa nada dan kata yang kehilangan makna. Layaknya malam, yang sejenak sembunyi dari hiruk pikuk siang, terik yang menyengat.  Berhentilah bersuara, berteriak, memaki, mengeluh, menghakimi, agar tenang sekejap dan angin memanjakan telinga.  Dan dunia tidak harus selalu dihiasi oleh suara sumbangmu. Maka berhentilah berbicara, untuk mendengarkan dunia. 

MENIKAH!!

MENIKAH!! Ya, menikah! Saya menikah. Tepat di usia saya yang ke 42, 6 Mei 2016, akhirnya saya menikah dengan laki-laki pilihan saya sendiri, walaupun pada awalnya Ibu saya tidak sepenuhnya menyetujui hubungan kami. Ini adalah prestasi luar biasa dalam sejarah hubungan saya dengan lawan jenis.

Lantas, apakah saya lebih bahagia setelah menikah? Merasa hidup saya lengkap setelah menikah? Kalau saat ini saya merasa lebih bahagia, kenapa saya sering kali merindukan masa-masa lajang saya selama 42 tahun? Kalau hidup saya sudah lengkap setelah menikah, lalu kenapa saya sering kali merasakan lubang kosong hitam menganga dalam dada saya? Kenapa saya seperti hidup di musim kemarau yang sudah enam bulan tidak turun hujan, kering dan gersang? Kalau memang betul saya merasa lebih bahagia dan hidup saya terasa lebih lengkap, lantas kenapa hari ini, di usia pernikahan saya yang baru satu setengah bulan, saya sudah kirim email ke biro konseling pernikahan untuk menanyakan biaya konseling? 

Comments

Popular Posts