Dan waktu pun bergulir dengan sangat mengerikan, tidak diam,
menguras tenaga, menggerus impian.
Tidak menyisakan kesempatan.
Tidak juga memberikan pengecualian, hanya meninggalkan kerutan,
di wajahmu, wajahku, wajah bumi semesta.
Siang malam pagi kembali siang, tidak berjeda tanpa batas.
Tanpa lelah berputar.
Menggilas yang diam, menelan yang lengah dan hidup tanpa kemauan.
Ooh betapa waktu begitu mematikan.
Membuai, kemudian sungguh mematikan dan membuat kita terlupakan.
Jika demikian kejamnya waktu, lalu mengapa sorak sorai riuh rendah perjalanannya,
perputarannya, pergantiannya setiap tiga ratus enam puluh lima hari?
Perputaran yang mendekatkan kita pada ketiadaan,
yang menghentikan keberadaan kita sebagai manusia.
Betapa mengerikannya waktu. Betapa ambigu.
Tak dapat dibujuk dan ditiru, apa lagi untuk ia menunggu dan mengerti bahwa kita belum selesai, masih banyak mimpi yang ingin diberi waktu.
(Ketika beberapa menit lagi tahun berganti, dan 2022 hanya akan menjadi bagian dari sejarah panjang, sisa-sisa pandemi)
Comments