Skip to main content

Featured

JEDA

Suatu ketika telinga butuh jeda dari bising dunia, dari suara-suara tanpa nada dan kata yang kehilangan makna. Layaknya malam, yang sejenak sembunyi dari hiruk pikuk siang, terik yang menyengat.  Berhentilah bersuara, berteriak, memaki, mengeluh, menghakimi, agar tenang sekejap dan angin memanjakan telinga.  Dan dunia tidak harus selalu dihiasi oleh suara sumbangmu. Maka berhentilah berbicara, untuk mendengarkan dunia. 

Google Today: Sapardi Djoko Damono


Google doodle today, March 20, 2023.


Siapa itu Sapardi Djoko Damono yang menjadi ikon di Google doodle hari ini? Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah seorang sastrawan Indonesia, yang lahir di Surakarta pada hari ini, 83 tahun lalu, tepatnya tanggal 20 Maret 1940. Beliau meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020, di Tangerang Selatan. 

Selama hidupnya, sastrawan yang kerap dipanggil SDD (singkatan dari namanya), merupakan dosen di IKIP Malang, Universitas Indonesia dan Institut Kesenian Jakarta, untuk kurun waktu yang berbeda. Sapardi juga menerima beberapa penghargaan atas karya-karyanya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, di antaranya Cultural Award (Australia, 1978) dan SEA Write Award (Thailand, 1986).

Beberapa puisi karya Sapardi Djoko Damono, yang sangat terkenal di kalangan sastrawan maupun masyarakat umum adalah Hujan Bulan Juni, dan Aku Ingin. 


Hujan Bulan Juni

 Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan juni

Dirahasiakan rintik rindunya

Kepada pohon berbunga itu


Tak ada yang lebih bijak

Dari hujan bulan juni

Dihapuskan jejak-jejak kakinya

Yang ragu-ragu di jalan itu

 

Tak ada yang lebih arif

Dari hujan bulan juni

Dibiarkan yang tak terucapkan

Diserap akan pohon bunga itu

 

Aku Ingin

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

 

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya

tiada”





Comments

Popular Posts